07 December 2009

artikel : Measurement with the Light Microscope

Pengukuran Objek dengan Mikrometer

Dalam pengamatan dengan mikroskop sebenarnya tidak hanya berapa kali objek yang kita amati di mikroskop diperbesar dari objek aslinya. Misal kalau kita menggunakan okuler pembesaran 10 x dan objektif dengan pembesaran 10 kali berarti objek tersebut diperbesar 100 kali dari besar objekt aslinya. Tapi sebenarnya ada satuan ukuran untuk melihat berapa besar ukuran sel misalnya yang dinyatakan dalam satuan mikron.

Pada proses pengukuran ini kita memerlukan suatu alat yang terdiri dari MIKROMETER OBJEKTIF dan MIKROMETER OKULER. Dimana pada alat tersebut ada skala dengan rincian tertentu dan aturan penggunaan tertentu yaitu dimulai dengan proses kalibrasi.

Untuk lebih jelasnya bagaimana proses kalibrasi/pengukuran dilakukan, saya memiliki artikel di bawah ini dalam bentuk teks bahasa inggeris, saya ambil dari http://www.ruf.rice.edu/.

Artikelnya seperti di bawah ini :

Your microscope may be equipped with a scale (called a reticule) that is built into one eyepiece. The reticule can be used to measure any planar dimension in a microscope field since the ocular can be turned in any direction and the object of interest can be repositioned with the stage manipulators. To measure the length of an object note the number of ocular divisions spanned by the object. Then multiply by the conversion factor for the magnification used. The conversion factor is different at each magnification. Therefore, when using a reticule for the first time, it is necessary to calibrate the scale by focusing on a second micrometer scale (a stage micrometer) placed directly on the stage.

Conversion factor

Identify the ocular micrometer. A typical scale consists of 50 - 100 divisions. You may have to adjust the focus of your eyepiece in order to make the scale as sharp as possible. If you do that, also adjust the other eyepiece to match the focus. Any ocular scale must be calibrated, using a device called a stage micrometer. A stage micrometer is simply a microscope slide with a scale etched on the surface. A typical micrometer scale is 2 mm long and at least part of it should be etched with divisions of 0.01 mm (10 µm).

Klik gambar di sini

Suppose that a stage micrometer scale has divisions that are equal to 0.1 mm, which is 100 micrometers (µm). Suppose that the scale is lined up with the ocular scale, and at 100x it is observed that each micrometer division covers the same distance as 10 ocular divisions. Then one ocular division (smallest increment on the scale) = 10 µm at 100 power. The conversion to other magnifications is accomplished by factoring in the difference in magnification. In the example, the calibration would be 25 µm at 40x, 2.5 µm at 400x, and 1 µm at 1000x.

Some stage micrometers are finely divided only at one end. These are particularly useful for determining the diameter of a microscope field. One of the larger divisions is positioned at one edge of the field of view, so that the fine part of the scale ovelaps the opposite side. The field diameter can then be determined to the maximum available precision.

Klik Gambar di sini

Estimating and reporting dimensions

Be aware that even under the best of circumstances the limit of resolution of your microscope is 1 or 2 µm (or worse) at any dry magnification, and 0.5 µm or so using oil immersion. No directly measured linear dimension or value that is calculated from a linear dimension should be reported with implied accuracy that is better than that. That includes means, surface areas, volumes, and any other derived values. For example, suppose you measure the length of a flagellum on a Chlamydomonas cell at 400x, and determine that it covered 3 1/2 ocular divisions. The length is directly calculated as 3.5 divisions times 2.5 µm per division, which comes out to 8.75 µm. You know, however, that at 400x the absolute best you can do is to estimate to the nearest µm, so before reporting this measurement round it to 9 micrometers (not 9.0, which would imply an accuracy to the nearest 0.1 µm). For more information on reporting uncertain quantities see our Resources section (analytical resources).

The calculation of a volume is subject to error propagation, namely the magnification of an error when deriving a figure from one or more measured variables. For example, suppose you measure the length and diameter of an object to be 65 and 30 micrometers, respectively, assuming a cylindrical shape. The volume is given by the formula v = ¼r2l, where r = radius and l = length. The formula gives a volume of 45, 946 µm3. The volume isn't accurate to the nearest cubic micrometer, however.

Let's make the very optimistic assumption that the measurement of 65 micrometers is indeed accurate to the nearest 1 µm. Then the number 65 means "greater than 64.5 and less than 65.5." The number 30 really means "greater than or equal to 29.5 and less than or equal to 30.5." The smaller set of measurements yields a volume of 44,085 µm3, while the larger yields a volume of 47,855 µm3. False precision would be implied even if one reported a volume of 46,000 µm3, obtained by rounding the middle measurement. It would probably be better to report a range in this case, of 44,000 to 48,000 µm3. By the way, 46,000µm3 is 0.046 mm3, which probably represents a better choice of units in this case.

Making assumptions

In many areas of experimental science, including biosciences, the ability to estimate and make reasonable assumptions is a valuable skill. In order to make some quantitative estimates, particularly of volumes, you will have to make assumptions regarding the shape of some organisms. For example, if a specimen appears round, you would likely make your volume calculation based on the assumption that the specimen is a perfect sphere. For something like a Paramecium you might assume a cylindrical shape in order to simplify your estimate, while remaining aware that you could be way off the mark.

A specimen such as Chaos (Pelomyxa) carolinensis represents a real challenge. Ameoboid organisms are irregularly shaped most of the time. Is it flat on the slide, or does it extend up toward the coverslip? Perhaps it is attached to both. What model do you use as a basis for volume estimation? Is it best to assume a particular shape and take measurements at different times? Is it best to estimate a maximum and minimum for each possible dimension and obtain a range of possible volumes? Remember, you are only asked to estimate. Sometimes the best estimates have a potential error of more than an order of magnitude.

10 August 2009

GARANSIKAH HASIL SERVICE YANG SUDAH DILAKUKAN ???

Perbaikan/service yang dilakukan terhadap mikroskop pada prinsipnya ditujukan kepada bagian mekanik dan bagian optik. Bagian-bagian tersebut seringkali mengalami kelainan/ketidakberfungsian fungsi dari yang seharusnya. Ini bisa diakibatkan dari beberapa faktor diantaranya : usia mikroskop, jenis/type mikroskop, intensitas pemakaian, perilaku pemakai dan lokasi/tempat penyimpanan.

Ketidakberfungsian pada mekanik antara lain untuk beberapa jenis mikroskop biasa terjadi adalah selalu merosotnya tabung (tempat okuler) dan revolver (tempat lensa objective) sehingga pengamatan menjadi tidak bisa fokus. Perilaku pemakai yang menyebabkan lensa berjamur antara lain tidak pernah membersihkan kembali (dengan tissue lens) terutama setelah menggunakan pembesaran kuat (missal lensa objective 100x). Mikroskop yang tidak di simpan di temapt sejuk, kering, bebas debu dan bebas dari uap asam dan basa, tidak ada silica gel, tidak ada penerangan yang cukup juga akan berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur pada lensa/bagian optik mikroskop.

Beberapa hal yang dilakukan (tindakan perbaikan) :

1. Perbaikan/penyetelan fungsi-fungsi mekanik dilakukan terhadap bagian-bagian yang mengalami kerusakan (misal tabung merosot/turun sendiri, makro dan micrometer rusak, revolver kendur/copot, meja penggeser rusak, dll) dilakukan penyetelan dan sedikit modifikasi bagi mikroskop yang sudah ‘aus’ tidak akan bisa dimaksimalkan sebagaimana barang asli dari pabrik/produsennnya. Tapi walaupun demikian fungsi mikroskop insyaallah akan kembali optimal dengan tindakan yang sudah saya lakukan. Contoh kasus, misalnya RODA MAKROMETER/GERIGI TABUNG RONTOK (karna bahannya berasal dari bahan plastik) ITU TIDAK BISA SAYA PERBAIKI, HARUS DIGANTI.

2. Pembersihan kepada bagian lensa/optik dengan beberapa cairan pembersih jamur (dari jamur/kotoran tingkat rendah sampai dengan ketegori jamur “membandel”) dibersihkan. Kalau dari berbagai kotoran tersebut insyaallah akan bisa saya bersihkan dan sistem lensa akan kembali optimal sebagaimana mestinya. Tapi kalau kotoran/kerusakan di luar factor kotoran tersebut misalnya coating lensa sudah kena/tergores/terluka ITU TIDAK BISA SAYA BERSIHKAN/NORMALKAN.

3. Pembersihan terhadap bagian bodi mikroskop dengan cairan pembersih sehingga mikroskop akan terlihat bersih dari kotoran/debu yang menempel.

BERGARANSI ????

Mikroskop yang sudah diservice akan optimal dalam hal fungsi mekanik maupun optik. Hal apa yang harus diperhatikan setelah mikroskop diservice bisa klik disini. Bagian mekanik akan BERGARANSI minimal 6 bulan. Karena berdasarkan pengalaman mikroskop yang sudah saya service, saya akan kembali memperbaiki setelah 2 tahun atau 3 tahun bahkan ada yang setelah 4 tahun, walaupun waktu tersebut bukan waktu IDEAL untuk berapa kali sebaiknya mirkoskop diservice (idealnya mikroskop diservice tiap semester).

Bagian optik TIDAK BERGARANSI ……..karena jangankan beberapa bulan, dalam hitungan hari atau minggu, lensa tersebut akan cepat kotor/berjamur kalau perilaku pemakai tidak mengerti dan paham betul penggunaan dan perawatan mikroskop dengan benar. Contoh kasus seseorang bekerja dan menggunakan mikroskop untuk mengamati bakteri (bakteri pembesarean 100x/1000x, posisi objective menempel langsung dan harus menggunakan minyak imersi, kalau bekasnya tidak dibersihkan maka akan menempel pada objektif beserta pewarna dan mengering (kotor akhirnya). Artikel mengenai bagaimana menggunakan mikroskop yang benar bisa klik disini.

08 May 2009

Pembuatan Slide Preparat Mikroskop


Bagaimana sebenarnya pembuatan slide preparat mikroskop ? Gambar di atas adalah salah satu contoh slide preparat yang dibuat dengan suatu proses yang cukup panjang melalui beberapa tahap kegiatan. Tahapan-tahapan ini juga tergantung dari slide preparat apa yang diinginkan. Misalnya Preparat tumbuhan dan preparat hewan/histology berbeda tentunya dalam hal proses ataupun tahapan pembuatannya. Begitu juga di beberapa bidang ilmu atau instansi tertentu juga memiliki jenis preparat yang berbeda. Pada posting artikel kali ini saya akan lebih fokus kepada pembuatan slide prepaarat tumbuhan dan hewan (kategori umum, dan yang sudah saya lakukan dan produksi). Sebelum saya mulai tahapan-tahapan pembuatan slide preparat ini, ada beberapa hal perlu diketahui bahwa tahapan yang saya berikan ini hanya salah satu langkah dari sekian banyak langkah/metode pembuatan slide preparat. Jadi terserah Anda mau mengikuti atau tidak, tapi setidak-tidaknya, mudah-mudahan artikel yang sederhana ini bisa membuat sedikit tambahan wawasan khususnya bagaimana cara membuat slide preparat mikroskop.

Ilmu yang berhubungan dengan pembuatan preparat ini sering dikenal dengan Mikroteknik (dalam hal ini Mikroteknik Tumbuhan), yang khusus mempelajari pembauatan preparat (sediaan) awet atau sementara. Diantara teknik-teknik yang ada, maka pembuatan preparat dengan metode parafin serta preparat kayulah yang akan dibahas dalam artikel ini. Dalam metode paraffin, bahan disimpan dalam parafin agar kemudian dapat dibuat sayatan-sayatan tipis yang dikenakan pewarnaan sebelum diamati dengan mikroskop.

Penyayatan kayu memerlukan proses persiapan tersendiri. Adanya perbedaan-perbedaan yang khas bagi setiap spesies memerlukan sedikit pengetahuan mengenai siklus hidup spesies yang bersangkutan, stadium pertumbuhannya disamping pengetahuan mengenai struktur dan sifat kimia berbagai macam jaringan dalam bahan tersebut, kemudian reaksi yang mungkin terjadi terhadap reagen-reagen yang akan dikenakan kepadanya.

Pembuatan Slide Preparat Tumbuhan
Pembuatan Slide Preparat Hewan

07 May 2009

Pembuatan Slide Preparat Tumbuhan

Pembuatan Slide Preparat Tumbuhan

1. Pengambilan sampel di lapangan

Tahapan ini dimaksudkan adalah untuk menentukan sampel apa yang akan kita jadikan slide preparat, misalnya organ akar, batang, ataupun daun. Gambar proses seperti ini.

2. Fiksasi

Fiksasi dilakukan pada larutan FAA (formalin, alcohol, asam aceta glacial) selama lebih kurang 24 jam. Tujuan fiksasi adalah mematikan (penghentian proses-proses hidup secara tiba-tiba dan kekal (permanen) serta mengawetkan semua isi sel dalam ukuran serta posisi semula dalam sel atau hamper sama dengan pada waktu masih hidup . Akan tetapi bila ditangani secara kasar, bahan akan rusak sebelum dimasukkan ke dalam larutan pengawet. Proses fiksasi seperti pada gambar ini atau pada gambar ini.

3. Aspirasi

Setelah bahan dimasukkan ke dalam larutan fiksasi, udara dalam jaringan tumbuhan dikeluarkan agar penetrasi dari larutan tersebut tidak terhalang. Alat yang digunakan seperti ini dan prosesnya seperti ini.

4. Dehidrasi

Tahap ini bertujuan menarik air dari jaringan tumbuhan agar kemudian dapat dikenakan larutan yang dapat bercampur atau larut dalam parafin yang digunakan sebagai alat dimana bahan akan ditanam. Dehidrasi seringkali dilakukan dengan seri alcohol-xylol atau lakohol TBA. Tahapan dehidrasi seperti ini.

5. Clearing

Adalah tahapan setelah dehidrasi ini disebut juga pembeningan atau penjernihan, karena dengan proses tersebut menyebabkan bahan menjadi bening atau jernih. Proses clearing seperti ini.

6. Infiltrasi

Disebut infiltrasi, karena pada tahap ini paraffin lunak sedikit-demi sedikit mulai dimasukan ke dalam jaringan tumbuhan dengan belum beberapa tahapan masih bercampur dengan xilol. Proses infiltrasi seperti ini.

7. Embedding (Penanaman)

Pada tahapan ini harus disediakan cetakan untuk memblok parafin yang akan ditanami oleh sampel preparat. Prosesnya seperti ini

8. Penyayatan Blok Parafin

Potonglah balok paraffin menjadi balok-balok kecil yang masing-masing mengandung sebuah bahan. Balok paraffin tersebut ditempelkan pada balok kayu menurut arah sayatan yang dikehendaki. Proses seperti ini.

9. Penempelan

Kaca objek yang hendak digunakan untuk menempelkan pita paraffin haruslah bersih kimiawi, sebab jika tidak demikian, sayatan-sayatan akan lepas. Bersihkan kaca objek dengan lap bersih dan kering. Sebagai bahan perekat digunakan larutan Haupt’s. Proses seperti ini.

10. Pewarnaan

Untuk memudahkan pengertiannya, proses pewarnaan diungkapkan dalam suatu bagan yang memuat urutan terjadwal. Pewarnaan yang paling sederhana adalah pewarnaan progresif dimana intensitas warna dalam jaringan berbanding lurus dengan lama waktu perendaman dalam zat warna tersebut. Contoh bagan pewarnaan seperti ini.

11. Penutupan dengan Cover Glass

12. Pengamatan hasil

Search di Google

blogger templates | Make Money Online

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner